Jumat, 25 Maret 2016

Menelusuri jejak Peninggalan Purbakala di Makam Adipati Pragulopati

Yoni di makam Pragulopati
      Jumat 25 maret 2016, Liburan kali ini berasa istimewa karena mendapatkan kunjungan dari 2 orang kota (datang ke desa).... sugeng rawung kagem Lek Suryo kaliyan Kang Hendrie. Setelah ngobrol santai.... kami lanjutkan Blusukan. Tujuan kami yang pertama, 5 menit saja jauhnya dari rumah saya : Yoni di Makam Adipati Pragulopati. 
gerbang makam Adipati Wasis Joyokusumo : Pragulopati I
     Info awalnya dari kang mas roso... kemudian rekan Dewa Siwa yang pertama menelusuri Mbah Eka. Dari gambar postingan fb mbah eka inilah saya terpancing untuk segera mengunjungi. Kebetulan Lek Suryo dan Kang hendri menerima ajakan saya untuk Blusukan, saya bonusi Guide gonoharjo area.
   Dari Rumah, (Desa Pagersalam Gunungpati) kemudian kami meluncur menuju Gunungpati. Melewati Puskesmas Gunungpati, 500m kemudian ke arah pasar Gunungpati ada Perempatan. Ambil kiri langsung (perempatan tepat sebelum tanjakan setelah masjid sebelah kiri). Masuk Gang ini, ada petunjuk nya menuju Makam Pragulopati. 200m melewati Sumber air yang disedot PDAM kota Semarang kita akan sampai di pintu gerbang : Adipati Wasis Joyokusumo.
     Tak sampai 100m, kita sampai di Parkiran Makam, kami langsung menuju lokasi dimana masih terdapat tinggalan purbakala yang menarik atensi kami : Yoni. Walaupun cerita sejarah tentang Adipati pragulopati ini tak kalah heroik nya....(nanti sedikit saya ulas tentang sejarah beliau).
   Yoni di makam Pragulopati
Yoni di Makam Adipati Pragulopati

       Keberadaan Yoni di komplek makam Adipati Pragulopati I ini membuktikan telah ada peradaban jauh sebelum masa dimana Adipati Pragulopati hidup. Yaitu masa Mataram islam. Keberadaan area ini di wilayah perbukitan, subur dan dekat dengan mata air menjadi pembenar dugaan itu. 
Yoni di Makam Adipati Pragulopati I Gunungpati
    Oleh Masyarakat, yoni di anggap merupakan benda keramat "tinggalan wali", oleh warga tutur tinular sejarah menyebutnya sebagai umpak yang konon akan digunakan untuk bangun masjid oleh wali. namun sumber hanya mandeg  disitu. Wali siapa, tak ada yang bisa menceritakan.
       Kembali ke wujud sebagai yoni, keadaan secara umum cukup melegakan, karena Yoni sudah diberi pelindung. "Watu keramat" tinggalan wali menjadikan Yoni ini aman dari gangguan pihak "mafia' purbakala.... semoga!. Walaupun Lingga yang menjadi pasangan Yoni ini pun telah raib.
cerat sudah rusak : Yoni makam Pragulopati I

      Kondisi detail yoni yang paling ketara adalah rusaknya bagian cerat. Yoni sendiri adalah landasan lingga yang melambangkan kelamin wanita. Pada permukaan yoni terdapat sebuah lubang berbentuk segi empat di bagian tengah.
   Yoni merupakan bagian dari bangunan suci dan ditempatkan di bagian tengah ruangan suatu bangunan suci. Yoni biasanya dipergunakan sebagai dasar arca atau lingga. Yoni juga dapat ditempatkan pada ruangan induk candi (istilah masa sekarang untuk menyebut bangunan suci itu).
penampang atas yoni makam pragulopati I
   Bentuk Yoni berdenah bujur sangkar, sekeliling badan Yoni terdapat pelipit-pelipit, Pada salah satu sisi yoni terdapat tonjolan dan lubang yang membentuk cerat. Pada sekeliling bagian atas yoni terdapat lekukan yang berfungsi untuk menghalangi air agar tidak tumpah pada waktu dialirkan dari puncak lingga. Dengan demikian air hanya mengalir keluar melalui cerat. 
Yoni di Makam Pragulopati I

   Bagian-bagian yoni secara lengkap adalah nala (cerat), Jagati, Padma, Kanthi, dan lubang untuk berdirinya lingga atau arca. Lingga dan Yoni mempunyai suatu arti dalam agama setelah melalui suatu upacara tertentu. Sistem ritus dan upacara dalam suatu religi berwujud aktivitas dan tindakan manusia dalam melaksanakan kebaktiannya terhadap Tuhan, dewa-dewa, roh nenek moyang dalam usahanya untuk berkomunikasi dengan mereka. (diolah dari beberapa sumber)
     Sekilas Sejarah tentang Adipati Pragulopati : 

    Nama aslinya adalah Wasis Jayakusuma putra Ki Ageng Panjawi, saudara seperjuangan Ki Ageng Pamanahan. Kakak perempuan yang bernama Waskitajawi menikah dengan Sutawijaya putra Ki Ageng Pamanahan, dan melahirkan Mas Jolang.
     Ki Ageng Penjawi diberi tanah perdikan oleh Sultan Pajang (Sultan Hadiwijaya = Jaka Tingkir) di daerah Pati, atas jasanya dalam peperangan melawan Arya Penangsang dimasa Kerajaan Demak masih berdiri dan bergelar Ki Ageng Pati 
    Sutawijaya kemudian mendirikan Kesultanan Mataram tahun 1587, sebagai raja pertama bergelar Panembahan Senopati. Sementara itu, Wasis Jayakusuma menggantikan ayahnya sebagai bupati Pati bergelar Pragola. Secara suka rela ia tunduk kepada Mataram karena kakaknya dijadikan permaisuri utama bergelar Ratu Mas, sedangkan Mas Jolang sebagai putra mahkota.
    Pada tahun 1890 Pragola ikut membantu Mataram menaklukkan Madiun. Pemimpin kota itu yang bernama Rangga Jemuna (putra bungsu Sultan Trenggana Demak) melarikan diri ke Surabaya. Putrinya yang bernama Retno Dumilah diambil Panembahan Senopati sebagai permaisuri kedua.
     Peristiwa ini membuat Pragola sakit hati karena khawatir kedudukan kakaknya (Ratu Mas) terancam. Ia menganggap perjuangan Panembahan Senopati sudah tidak murni lagi. Pemberontakan Pati pun meletus tahun 1600. Daerah-daerah di sebelah utara Pegunungan Kendeng dapat ditaklukan Pragola.
    Panembahan Senopati mengirim Mas Jolang untuk menghadapi pemberontakan Pragola. Kedua pasukan bertemu dekat Prambanan. Pragola dengan mudah melukai keponakannya itu sampai pingsan.
     Panembahan Senopati berangkat untuk menumpas Pragola. Menurut Babad Tanah Jawi, Ratu Mas sudah merelakan kematian adiknya. Pertempuran terjadi di Prambanan. Pasukan Pragola kalah dan mundur ke Pati. Panembahan Senopati mengejar dan menghancurkan kota itu. Akhirnya, Adipati Pragola pun hilang tidak diketahui nasibnya.
   Menurut Bapak Turman (Juru Kunci Makam), Adipati Pragola I memang tidak meninggal, namun mengasingkan diri di Gunungpati ini. Yang dulunya hutan belantara, kemudian babat alas. Jika sebelumnya menjadi orang yang berkedudukan tinggi, dia rela hidup di hutan dengan penduduk yang sangat sedikit. Namun konon Kuda Tunggangan Adipati Pragulopati yang gagah dan perkasa yang bernama Kuda "Sembrani" di sita oleh Panembahan Senopati, kemudian diolok-olok diganti seekor sapi.
Bapak Turman : Jurukunci Makam Pragulopati I
   Namun atas kerendahan hatinya, serta kesabaran yang tinggi Adipati Pragulo I "mung narimo, ikhlas". Saat ini, sapi beliau dikubur di dekat Polsek Gunungpati. Oleh masyarakat dibangunkan atap/ bangunan untuk melindungi makam. Foto makam segera update, soalnya sering lewat--jadi tunggu saja) (sumber : wawancara dengan Bapak Turman)
    Atas perkenan beliau, Juru Kunci. Kami bertiga di perkenankan untuk "ziarah" ke Makam Adipati Pragulo I. 
makam Adipati Pragulo I
     "Didalamnya juga ada silsilah raja-raja jawa sampai dengan Adipati Pragulopati" jelas beliau. Sampai saat ini, di waktu tertentu bupati Pati maupun PNS dari Kabupaten Pati sering berkunjung dan ziarah di makam Penguasa Pati ini.
    


   Rekaman wawancara dengan Pak Turman : proses upload you tube


     Blusukan bareng : 
Lek Suryo, Yoni Pragulopati, Kang Hendrie dan Saya (@ssdrmk)









        Yang surprise sekali : Makam Mbah Saya, beliau alm. Mbah Tubi dimakamkan di area ini, 10m dari makam Adip\ati Pragulopati I. Saya tak menyangka ada tinggalan purbakala tersisa disini...... Alhamdulillh...selain ziarah kubur simbah, bisa rutin minimal 1 tahun sekali pas lebaran nengok Yoni .... hehehehehe... Salam.
     Mari Kunjungi dan Lestarikan : 
saya di Yoni Makam Pragulopati I Gunungpati

Save this....Not Only a Stone!!!
Salam Pecinta Situs dan Watu Candi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar