Kamis, 03 November 2011

Candi Lawang


Candi Lawang : Sentuhan sedikit saja pasti menjadi mengagumkan
Candi Lawang
 Setelah dari Candi Sari, perjalanan langsung menuju Candi Lawang, masih berlokasi di satu kecamatan dengan Candi Sari, yaitu Kecamatan Cepogo. Tepatnya di Desa Gedangan. Sebenarnya rute yang saya lalui langsung dari Candi Sari, tapi resikonya sobat mesti harus tanya terus.
Maka saya mencoba menuliskan rute saya pulang, tentunya saya balik, karena banyak petunjuk menuju Candi Lawang setelah itupun relatif sangat mudah apabila sobat pingin juga ke Candi sari.
Tugu Dk. Narsopuro
Setelah sampai di Cepogo cari tugu ini 
Gerbang Pratjimohardjo






Tidak berapa lama melewati SMA N 1 Cepogo, kemudian Gerbang Pratjimohardjo. Ambil saja ke kanan. Melewati kantor Desa Paras Cepogo, kemudian SDN Negeri Paras III. 
Dusum Panderojo

Setelah itu sobat akan menemui gerbang di Dukuh Panderojo. 



Sesudah gerbang tadi ada tugu selamat datang Desa Sumbung (ada patung sapinya). Berturut-turut, kantor Desa Sumbung, SDN Sumbung I.

 
Setelah melewati pertigaan, Sobat akan menemukan petunjuk ke Candi Lawang. Di petunjuk tersebut, selain mencantukan keberadaan Candi Lawang, juga menuliskan arah ke TAPAK NOTO dan SUSUH ANGIN. Menurut masyarakat sekitar, ada tapak yang konon adalah jejak nabi, sedangkan SUSUH Angin adalah sumber angin yang sangat kencang (fenomena alam) berasal dari goa di lereng gunung. Sayangnya karena kurangnya informasi di awal perjalanan ini saya melewatkannya. Padahal tentu sungguh menarik tempat tersebut. Semoga masih ada waktu yang lain. Seperti papan petunjuk tersebut, jarak Candi Lawang hanya 500m saja, perjalanan mulai dengan tanjakan (saat saya kesini) aspal pun belum jadi masih berupa krikil, jadi harus berhati-hati agar tidak “kepleset”.
Arah ke candi lawang

Tidak berapa lama, sobat pasti menemukan petunjuk ini.






Sampailah 
Candi Lawang : sedikit nampak dari Jalan



Sesuai dengan namanya, yang terlihat dari jalan pun yang menjulang hanya pintunya saja (jawa:lawang)


lorong Candi Lawang
Pintu masuk berbentuk lorong ke Candi Lawang, Kok sempit ya???????

Candi Lawang

Candi ini lebih terlihat sedikit bentuknya dari pada Candi Sari. Candi Lawang merupakan Hindu, dengan adanya Yoni di dalam Candi, atap yang berbentuk ratna.

Candi lawang : Berlomba dengan ilalang
Berada di belakang rumah penduduk, Saat saya ke Candi ini tidak saya temui satupun orang yang bisa saya jadikan narasumber. Banyaknya ilalang di sela sela reruntuhan memperlihatkan Candi ini kurang diperhatikan.
Candi lawang : hanya pintu yang masih tersisa
Reruntuhan di sekitar Candi Lawang, merupakan Candi Perwara. Tak ada yang berbentuk, kecuali candi utama yang masih terlihat Lawangnya saja.
padmasara
Candi Lawang: Yoni unik
Di Candi Utama ada Yoni yang ada lubang saluran airnya, jika sekarang sic mungkin mudah, tapi pada jaman itu pakai teknik bagaimana yach????? Ada  juga Padmasara yang berada di reruntuhan di depan Candi Utama.
Beberapa relief masih terlihat jelas, 
 
Saat berkeliling lihat batu candi, pandangan terbentur pada 
Candi Lawang : Batu candi dipakai ganjal....
bagaimana tidak shock, hmmm mungkin pemilik rumah ini menyindir “mumpung ga dipakai ya dimanfaatkan dulu”…. Tapi membuktikan juga, Badan Purbakala Jateng ga pernah menengok candi ini lagi, kalau menengok liat hal tersebut mosok diam aja????
Candi lawang : Kucing bersantai
Dari semua hal yang kutemui dan kurasakan di candi ini, adalah ketenangan. Walau berada di tengah pemukiman penduduk dan bahkan berada dibelakang rumah terasa menenangkan berada disini. Terus terang saya betah merenung berlama-lama disini, sambil membayangkan bagaimana bentuk asli candi ini, bagaimana leluhur kita membangun PUZZLE batu ini satu persatu. Sampai Kucingpun ikut nyantai di sini.
Tak terasa hari sudah mulai gelap, saat saya ingin pulang banyak bermunculan burung Gagak di sekitar Candi, setelah kuselidiki memang di sekitar candi, di atas pepohonan banyak sarang burung. Semoga Pemburu Burung tidak baca tulisan saya ini, karena mereka merusak ketenangan…. Dan suara Gagak menambah syahdu sore itu kala saya beranjak pulang.
.Bersiap Pulang, dan merencanakan lagi perjalanan mencintai candi selanjutnya…  
ciaaooo..


Tambahan : saat perjalanan Pulang saya banyak menemui Situs-Situs Peninggalan Kuno. Semoga lain hari secepatnya saya bisa berkunjung.
Cabean Kunthi

Situs Sumur Songo


Tidak ada komentar:

Posting Komentar